Alqur’an Dimasa Abu Bakar

Kembali

     Sesudah rosulullah wafat, para sahabat baik Anshor maupun Muhajirin, sepakat mengangkat Abu Bakar menjadi khalifah. Pada masa awal pemerintahannya banyak diantara orang orang islam yang belum kuat imannya. Terutama di Nejed dan Yaman banyak diantara mereka yang murtad dari agamanya dan banyak pula yang menolak membayar zakat, disamping itu pula banyak orang yang mengaku menjadi nabi. Hal ini dihadapi oleh Abu bakar dengan tegas, sehingga ia berkata terhadap orang orang yang menolak membayar zakat itu demikian,”Demi Allah ! kalau mereka menolak untuk membayar seekor kambing sebagai zakat (seperti apa) yang pernah mereka serahkan kepada rosulullah, niscaya aku akan memerangi mereka, maka terjadilah peperangan yang hebat untuk menumpas orang orang murtad dan pengikut pengikut orang yang mengaku dirinya sebagai nabi itu. Diantara peperangan peperangan itu yang terkenal ialah peperangan “ Yamamah  “ .  Tentara islam yang ikut dalam peperangan ini kebanyakan terdiri dari para sahabat dan para penghafal Alqur’an. Dalam peperangan ini telah gugur 70 orang penghafal Alqur’an.
Bahkan sebelum itu gugur pula hampir sebanyak itu dari penghafal Alqur’an dimasa nabi pada suatu pertempuran di sumur ma’unah dekat kota madinah.

     Oleh karena itu Umar bin khathab khawatir akan gugurnya para sahabat penghafal Alqur’an yang masih hidup, maka ia lalu datang kepada Abu bakar  memusyawarahkan hal ini. Dalam buku buku Tafsir dan hadist percakapan yang terjadi antara Abu bakar, Umar dan Zaid bin tsabit mengenai pengumpulan Alqur’an diterangkan sebagai berikut:
      Umar berkata kepada Abu bakar,” Dalam peperangan Yamamah para sahabat yang hafal Alqur’an telah banyak yang gugur. Saya khawatir akan gugurnya para sahabat yang lain dalam peperangan selanjutnya, sehingga banyak ayat ayat Alqur’an itu perlu dikumpulkan.
     Abu bakar menjawab : Mengapa aku akan melakukan sesuatu yang tidak dilakukan rosulullah?”.
Umar menegaskan : “Demi Allah ini adalah perbuatan yang baik” dan ia berulang kali memberikan alasan alasan  kebaikan pengumpulan Alqur’an ini. Sehingga Allah membukakan hati Abu bakar untuk menerima pendapat umar itu. Kemudian Abu bakar memanggil Zaid bin Tsabit dan berkata kepadanya; Umar ini mengajakku mengumpulkan Alqur’an” lalu diceritakannya segala pembicaraan antara dia dengan umar. Kemudian Abu bakar berkata,”Engkau adalah seorang pemuda yang cerdas yang kupercayai sepenuhnya dan engkau adalah seorang penulis wahyu yang selalu disuruh oleh Rosulullah, oleh karena itu  kumpulkanlah ayat ayat Alqur’an itu.”Zaid bin tsabit menjawab ”Demi Allah ! ini adalah pekerjaan yang berat bagiku. Seandainya aku diperintahkan untuk memindahkan sebuah bukit, maka hal itu tidaklah lebih berat bagiku dari pada mengumpulkan Alqur’an yang engkau perintahkan itu” dan ia berkata selanjutnya kepada Abu bakar dan Umar,”Mengapa kalian melakukan sesuatu yang tidak diperbuat oleh nabi?,” Abu bakar menjawab ,” Demi Allah ! ini adalah perbuatan yang baik” lalu ia memberikan alasan alasan kebaikan pengumpulan ayat ayat Alqur’an itu, sehingga membukakan hati Zaid bin tsabit kemudian ia mengumpulkan Alqur’an dari daun, pelepah kurma, batu, tanah keras, tulang unta atau kambing dan dari sahabat sahabat yang hafal Alqur’an.

      Dalam usaha mengumpulkan ayat ayat Alqur’an itu Zaid bin tsabit bekerja amat teliti, sekalipun beliau hafal Alqur’an seluruhnya, tetapi untuk kepentingan pengumpulan Alqur’an yang sangat penting bagi umat islam itu, masih memandang perlu mencocokkan hafalan atau catatan sahabat sahabat yang lain dengan disaksikan oleh dua orang saksi. Dengan demikian Alqur’an telah ditulis oleh Zaid bin tsabit dalam lembaran lembaran, dan diikatnya dengan benang, tersusun menurut urutan ayat ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh rosulullah, kemudian diserahkan kepada Abu Bakar. Mushaf ini tetap ditangan Abu bakar sampai ia meninggal, kemudian dipindahkan ke rumah Umar bin khathab dan tetap ada disana selama pemerintahannya. Sesudah beliau wafat, Mushaf itu dipindahkan ke rumah hafsah, putri Umar istri rosulullah sampai pengumpulan dan penyusunan Alqur’an dimasa khalifah Utsman bin Affan.