AGAMA KHONGHUCU, part 2

Kembali


Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang)

1. Ren - Cinta Kasih
yaitu sifat mulia pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta kasih, kebajikan, kebenaran, tahu-diri, halus budi pekerti, tanggang rasa, perikemanusiaan. Ini merupakan sifat manusia yang paling mulia dan  luhur.
2. Yi - Kebenaran/ Keadilan/ Kewajiban
yaitu sifat mulia pribadi seseorang dalam solidaritas serta senantiasa membela kebenaran. Bila Ren sudah ditegakkan, maka Yi harus menyertai.
3. Li - Kesusilaan/ Kepantasan
yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang bersusila, sopan santun, tata krama, dan budi pekerti. Semula Li hanya dikaitkan dengan perilaku yang benara dalam upacara keagamaan, tetapi selanjutnya diperluas hingga ke adat-istiadat dan tradisi dalam masyarakat.
4. Zhi - Bijaksana
yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang arif bijaksana dan penuh pengertian. Kong Hu Cu merangkaikan munculnya kebijaksanaan seseorang dengan selalu sabar dalam mengambil tindakan, penuh persiapan, melihat jauh ke depan, serta memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi.
5. Xin - Dapat dipercaya
yaitu sifat pribadi seseorang yang selalu percaya diri, dapat dipercaya orang lain, dan senantiasa menetapti janji.

LIMA ETIKA ( WU LUN )
Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat merupakan bentuk dasar interaksi manusia. Dengan menjalani kehidupan yang sesuai dengan asas Wu Lun, seseorang akan menikmati keselarasan dalam kepribadiannya maupun dalam hubungannya dengan masyarakat.
  • Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
  • Hubungan antara Suami dan Isteri
  • Hubungan antara Orang tua dan anak
  • Hubungan antara Kakak dan Adik
  • Hubungan antara Kawan dan Sahabat

Delapan Kebajikan (Ba De)

1.    Xiao - Laku Bakti; yaitu berbakti kepada orangtua, leluhur, dan guru.
2.    Ti - Rendah Hati; yaitu sikap kasih sayang antar saudara, yang lebih muda menghormati yang tua dan yang tua membimbing yang muda.
3.    Zhong - Setia; yaitu kesetiaan terhadap atasan, teman, kerabat, dan negara.
4.    Xin - Dapat Dipercaya
5.    Li - Susila; yaitu sopan santun dan bersusila.
6.    Yi - Bijaksana; yaitu berpegang teguh pada kebenaran.
7.    Lian - Suci Hati; yaitu sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kesucian, dan tidak menyeleweng/ menyimpang.
8.    Chi - Tahu Malu; yaitu sikap mawas diri dan malu jika melanggar etika dan budi pekerti.

KITAB SUCI

Kitab suci agama Khonghucu dibagi menjadi dua kelompok:
  • Wu Jing  (Kitab Suci yang Lima) yang terdiri atas:
1.    Kitab Sanjak Suci  Shi Jing
2.    Kitab Dokumen Sejarah  Shu Jing
3.    Kitab Wahyu Perubahan  Yi Jing
4.    Kitab Suci Kesusilaan  Li Jing
5.    Kitab Chun-qiu  Chunqiu Jing
  • Si Shu (Kitab Yang Empat) yang terdiri atas:
1.    Kitab Ajaran Besar  Da Xue
2.    Kitab Tengah Sempurna -  Zhong Yong
3.    Kitab Sabda Suci -  Lun Yu
4.    Kitab Mengzi -  Meng Zi
Selain itu masih ada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bhakti).

DEFINISI AGAMA MENURUT AGAMA KHONGHUCU
Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup di dalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya.

NABI
Lihat pula: Sheng Ren
Para nabi  dalam Ru Jiao terbagi dalam beberapa zaman seperti yang tercantum di bawah ini.

MASA PRASEJARAH (SEBELUM 2205 SM )
Lihat pula: Tiga Maharaja dan Lima Kaisar
  • Nabi Purba Fu Xi (Hanzi), hidup sekitar    2952 – 2836 SM.
Beliau menerima wahyu He tu (peta sungai) yang tergambar di punggung seekor hewan gaib Long ma, yang keluar dari dalam Sungai Huang Ho. Lambang wahyu tersebut kini dikenal sebagai lambang Bagua. Nabi Nu Wa (Hokkien:Lie Kwa), istri Fuxi, menciptakan Hukum Pernikahan.
  • Nabi Purba Shen Nong (Hanzi), hidup sekitar   2838 – 2698 SM.
  • Nabi Purba Huang Di (Hanzi), hidup sekitar   2698 – 2596 SM.
Istrinya, Nabi Lei Zu adalah penemu sutra yang ditenunnya dari kepompong ulat sutra, dan bersama Huang Di menciptakan alat tenun, pakaian Hian Ik (pakaian harian) dan Hong Siang (pakaian upacara).
  • Nabi Purba Yao   2357 – 2255 SM.
Pada zamannya dilakukan penyempurnaan perhitungan kalender dengan menambah bulan kabisat Imlek, sehingga setiap tanggal 15 selalu jatuh tepat ketika bulan sedang bulat penuh.
  • Nabi Purba  Shun   2255 – 2205 SM.

Zaman Dinasti Xia

  • Nabi Purba  Da Yu   2205 – 2197 SM.
Sewaktu berada di tepian Sungai Luohe, dalam rangka tugasnya sebagai pengawas penanggulangan banjir, Yu melihat seekor kura-kura gaib muncul dari dalam air. Guratan-guratan di punggung kura-kura itu menyadarkan dirinya akan wahyu ilahi yang kemudian dinamakan Luo Shu (Kitab Sungai Luohe) yang menjadi cikal bakal houtian bagua. Pada masa pemerintahannya, versi pertama dari falsafah perubahan yang disebut Lian Shan Yi (Rangkaian Gunung) dan Hong Fan ditulis.

Zaman Dinasti Shang

  • Nabi Purba Shang Tang (Hanzi), memerintah tahun   1675 – 1646 SM.
  • Nabi Wen Wang (Hanzi).
Menerima wahyu ilahi Dan Shu (Kitab Dan) sehingga ia menemukan lambang houtian bagua dan mengembangkan lebih jauh falsafah perubahan.
  • Nabi Jiang Ziya.

Zaman Dinasti Zhou

  • Nabi Wu Wang (Hanzi).
Ia merupakan raja pertama Dinasti Zhou. Pada tahun ke-13 pemerintahannya, Wu Wang menerima persembahan kitab Hong Fan dari Jizi, bekas menteri Dinasti Shang, yang menyatakan bahwa kitab kuno tersebut merupakan warisan dari zaman Kaisar Yu yang disimpan olehnya.
  • Nabi Zhou Gong (Hanzi).
Putera keempat Wen Wang. Ia melanjutkan karya ayahnya membenahi falsafah perubahan dengan menambahkan bagian-bagian baru (seperti komentar Xiang), sehingga versi ketiga ini dikenal sebagai Zhou Yi (falsafah perubahan Dinasti Zhou). Ia juga meletakkan dasar-dasar tata-upacara pemujaan dan kesusilaan dalam ajaran Ru.
  • Nabi Besar Kong Zi   551 – 479 SM.