1- Disebutkan di dalam sejarah bahwa setiapkali Nabi saw mengutus Imam Ali as ke medan perang, beliau saw berdoa dan mengatakan:
رَبِّ لا تَذَرْنى فَرْداً وَأَنْتَ خيْرُ
الوارِثينَ
“Ya Tuhanku janganlah Engkau
membiarkan aku hidup seorang diri –artinya janganlah Engkau ambil Ali dariku-
dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik”.[4]
2- Almarhum Kulaini mengisahkan dari Harits
Nashri bahwa ia berkata: Aku mengatakan kepada Imam Shadiq as: Keluargaku
seluruhnya telah tiada dan aku pun tidak memiliki putera. (Maksudnya ajarkanlah
kepadaku suatu doa sehingga dengan berkahnya aku memperoleh keturunan).
Imam Shadiq as berkata:
Ucapkanlah dalam sujudmu:
رَبِّ هَبْ لي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً
طَيِّبَةً إِنَّكَ سَميعُ الدُّعاء “
Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi
Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”[5] dan
رَبِّ
لا تَذَرْني فَرْداً وَ أَنْتَ خَيْرُ الْوارِثين “
Ya Tuhanku janganlah Engkau
membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik”.
Haris berkata: Aku mengamalkan
instruksi Imam Shadiq as dan membaca dua ayat ini dalam sujudku. Allah swt
menganugerahi dua putera bernama Ali dan Husain”. [6]
3- Ali bin Muhammad Shaimiri Katib berkata: “Aku
telah menikah dengan puteri Jakfar bin Muhammad Katib dan aku sangat
mencintainya, akan tetapi aku tidak memperoleh keturunan dari pernikahan ini.
Aku pergi ke sisi Imam Hadi as dan menceritakan kisahnya untuk beliau as.
Beliau tersenyum dan berkata: Siapkanlah sebuah cincin yang batunya dari Pirus
dan tulislah di atasnya:
رَبِّ لا تَذَرْني فَرْداً وَ أَنْتَ خَيْرُ
الْوارِثين
Shaimiri berkata: “Aku menuruti
anjuran Imam Hadi as, maka tidak berselang satu tahun aku telah dianugerahi
seorang putera dari isteriku”.[7]
Terdapat pula riwayat-riwayat
lain berkenaan dengan cara memohon dikarunia keturunan.[8] [IG/
http://www.quran.al-shia.org
[1] QS. Ali ‘Imran [3]: 38.
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
38. Di sanalah Zakaria mendoa
kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau
seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".
[2] QS. Maryam [19]: 4 – 6.
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي
وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا , وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ
وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا , يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ
وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
4. Ia berkata: "Ya Tuhanku,
sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku
belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.
5. Dan
sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku
adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang
putra,
6. yang akan mewarisi aku dan mewarisi
sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang
diridhai".
[3] QS. Al-Anbiya’ [21]: 89.
وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لا
تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
89. Dan (ingatlah kisah) Zakaria,
tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku
hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.
--------------------------------------------------------------------------------
[4] Muruj Adh-Dhahab, jilid 2, hal. 422.
[5] QS. Ali ‘Imran [3]: 38.
[6] Al-Kafi, jilid 6, hal. 8 dan
juga Majma’ Al-Bayan, jilid 7, hal. 61.
[7] Nur Ats-Tsaqalain, jilid 3,
hal. 456.
[8] Al-Kafi, jilid 6, hal. 7 –
10; Nur Ats-Tsaqalain, jilid 3, hal. 456.