11. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.
dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi
yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[186]
dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[187] dan Barangsiapa yang
tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
12. Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.
Surat 24 ayat 11 – 20
11.
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan
kamu juga. janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan
ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat Balasan dari
dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian
yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar[188]
12.
mengapa di waktu kamu mendengar berita bohon itu orang-orang mukminin dan mukminat
tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata:
"Ini adalah suatu berita bohong yang nyata."
13.
mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas
berita bohong itu? Olah karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi Maka
mereka Itulah pada sisi Allah orang- orang yang dusta.
14.
Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan
di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu
tentang berita bohong itu.
15.
(ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan
kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu
menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal Dia pada sisi Allah adalah besar.
16. dan
mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu:
"Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha suci Engkau
(ya Tuhan kami), ini adalah Dusta yang besar."
17. Allah
memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu
selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman.
18. dan
Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
19.
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang Amat keji itu
tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di
dunia dan di akhirat. dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.
20. dan
Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan
Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang
besar).
--------------------------------------------------------------------------------------------
[186]
Jangan mencela dirimu sendiri Maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin
karana orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
[187]
Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari,
seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti:
Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.
[188] Berita
bohong ini mengenai istri Rasulullah s.a.w. 'Aisyah r.a. Ummul Mu'minin,
sehabis perang dengan Bani Mushtaliq bulan Sya'ban 5 H. Perperangan ini diikuti
oleh kaum munafik, dan turut pula 'Aisyah dengan Nabi berdasarkan undian yang
diadakan antara istri-istri beliau. dalam perjalanan mereka kembali dari
peperangan, mereka berhenti pada suatu tempat. 'Aisyah keluar dari sekedupnya
untuk suatu keperluan, kemudian kembali. tiba-tiba Dia merasa kalungnya hilang,
lalu Dia pergi lagi mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan
persangkaan bahwa 'Aisyah masih ada dalam sekedup. setelah 'Aisyah mengetahui,
sekedupnya sudah berangkat Dia duduk di tempatnya dan mengaharapkan sekedup itu
akan kembali menjemputnya. Kebetulan, lewat ditempat itu seorang sahabat Nabi,
Shafwan Ibnu Mu'aththal, diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan
Dia terkejut seraya mengucapkan: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un,
isteri Rasul!" 'Aisyah terbangun. lalu Dia dipersilahkan oleh Shafwan
mengendarai untanya Syafwan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di
Madinah. orang-orang yang melihat mereka membicarakannya menurut Pendapat
masing-masing. mulailah timbul desas-desus. kemudian kaum munafik membesar-
besarkannya, Maka fitnahan atas 'Aisyah r.a. itupun bertambah luas, sehingga
menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.
--------------------------------------------------------------------------------------------