Kesombongan Iblis

Kembali

Ketika semua makhluk surga sujud kepada keagungan Allah itu, Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama dan lebih agung dari Adam. Demikian halnya adalah disebabkan Iblis diciptakan dari unsur api sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan dengan asal-usulnya menjadikannya sombong dan tidak mau untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain, walaupun telah diperintah oleh Allah.

Disebabkan oleh kesombongan, kecongkakan dan keengganan melakukan sujud yang diperintahkan, maka Allah menghukum Iblis dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga hari kiamat. Di samping itu, dia telah dijamin sebagai penghuni neraka.

Iblis dengan sombongnya menerima hukuman Tuhan itu dan dia hanya bermohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal sehingga hari kemusnahan alam. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, dia sebaliknya mengancam akan menyesatkan Adam, sebagai akibat terusirnya dia dari surga, dan akan datang kepada anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk membujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan mengikutinya menempuh jalan yang sesat.

Kemudian, Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu sambil melaknatnya. Allah berkata bahwa Iblis tidak akan berhasil menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

Saat semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya iblis (setan) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih agung dari Adam. Hal itu disebabkan karena setan merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal-usul menjadikannya sombong dan merasa enggan untuk bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.

Disebabkan oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum setan dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga kiamat kelak. Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang abadi.

Setan dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya untuk diberi kehidupan yang kekal hingga kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, setan justru mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.