Memandikan mayat hukumnya fardhu kifayah, memandikan mayat dengan cara sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
meliputi :
1. Menentukan tempat
untuk memandikan yang pantas, tertutup dan aman.
2. Menyediakan dipan
yang alasnya jarang agar air tidak menggenangi tubuh simayat ketika dimandikan,
atau alat yang dibuat khusus untuk ini.
3. Menyediakan air
bersih, sabun mandi, kapur barus, sarung tangan, handuk bersih dan kain
basahan.
4. Sebaiknya yang
memandikan adalah keluarga yang dekat sejenis dan mengetahui cara caranya,
suami berhak memandikan istrinya dan begitu juga sebaliknya.
2. Tahap
pelaksanaan meliputi :
1. Meletakan mayat
diatas dipan, siram dengan air sabun dan gosok gosok dengan tangan yang
bersarung tangan sambil mengurut urut perutnya agar kotoran keluar, kecuali
wanita hamil tidak perlu diurut mengingat bayi yang dikandungnya. Untuk
membersihkan najis dari kubul dan dubur, sebaiknya maya itu didudukkan sambil
menekan dan memijit sedikit perutnya, agar sisa najis didubur dan kubulnya
keluar.
2. Membersihkan segala
kotoran dari mulut, hidung dan telinga hingga bersih.
3. Untuk membersihkan
belakang mayat dimiringkan kekiri dan kekanan hingga seluruh badan menjadi
bersih.
4. Siraman air yang
terakhir dicampur dengan kapur barus agar steril dari kuman kuman dan
diusahakan siraman ganjil (tiga kali, lima kali dan seterusnya).
5. Apabila telah bersih,
lalu di wudhu’kan seperti wudhu’ biasa dan berniat mewudhu’kannya.
6. Selesai dimandikan
dubur mayat disumbat dengan kapas untuk menjaga agar kotoran yang mungkin masih
ada dalam perutnya tidak keluar lagi.
7. Khusus bagi mayat
perempuan yang berambut panjang, setelah rambutnya dikeringkan kemudian
diuraikankebelakang menjadi tiga jali, masing masing satu kekiri, satu ke kanan
dan satu lagi ditengah.
8. Setelah selesai
dimandikan, tubuh mayat dikeringkan dengan handuk, kemudian ditutup dengan kain
kering.
9. Setelah ini aurat mayat tidak boleh terbuka lagi.
9. Setelah ini aurat mayat tidak boleh terbuka lagi.