Kembali
Dari ‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam apabila selesai menguburkan mayat, beliau berdiri lalu bersabda, “Mohonkanlah ampunan untuk saudaramu dan mintalah keteguhan, sesungguhnya sekarang dia sedang ditanya.” (HR. Abu Dawud dan Hakim).
Dari ‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam apabila selesai menguburkan mayat, beliau berdiri lalu bersabda, “Mohonkanlah ampunan untuk saudaramu dan mintalah keteguhan, sesungguhnya sekarang dia sedang ditanya.” (HR. Abu Dawud dan Hakim).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam juga bersabda, “Sesungguhnya Allah sungguh akan mengangkat derajat
seorang hamba yang shaleh di surga. Hamba tadi berkata, “Ya Rabb, bagaimana
bisa saya mendapatkan derajat ini?” Allah menjawab, “Karena istighfar anakmu
untukmu.” (HR, Imam Ahmad dengan sanad yang shahih).
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam menyebut anak, karena anak yang biasanya beristighfar untuk orang
tuanya. Penyebutan anak di sini sebagai keumuman, bukan sebagai pembatasan
manfaat hanya dari anak. Maka seorang Muslim mana saja meminta ampun untuk
saudaranya Muslim yang lain, niscaya hal itu bermanfaat baginya. ( tidak ada riwayat)
Tapi jangan lupa banyak surat
yang menyatakan Bahwa amal / pahala seseorang itu diperuntukkan untuk diri
sendiri bukan untuk orang lain dan ini bertolak
belakang dengan hadist hadist diatas dan sebelumnya dan inilah ayat ayat nya:
وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا
حَسَنًا وَمَا تُقَدِّمُوا لأنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ
هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ
رَحِيمٌ
20 dan
berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu
perbuat untuk dirimu niscaya
kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan
yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS: Al mujammil ; ayat 20)
وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا
الزَّكَاةَ وَمَا تُقَدِّمُوا لأنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ
إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
110. dan
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan
kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat
pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu
kerjakan.(QS: 002. Al Baqarah ayat 110)
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ
وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ
46.
Barangsiapa yang mengerjakan amal
yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan
perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah
Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya.(QS : Al Fushilat ; ayat 46)
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ
وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
15.
Barangsiapa yang mengerjakan amal
saleh, Maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan, Maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah
kamu dikembalikan.(QS ; Al Jatsiyah ; ayat 15)
وَلا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ
أُخْرَى وَإِنْ تَدْعُ مُثْقَلَةٌ إِلَى حِمْلِهَا لا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ
وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى إِنَّمَا تُنْذِرُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ
بِالْغَيْبِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَمَنْ تَزَكَّى فَإِنَّمَا يَتَزَكَّى
لِنَفْسِهِ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ , وَمَا يَسْتَوِي الأعْمَى وَالْبَصِيرُ ,
وَلا الظُّلُمَاتُ وَلا النُّورُ , وَلا الظِّلُّ وَلا الْحَرُورُ , وَمَا
يَسْتَوِي الأحْيَاءُ وَلا الأمْوَاتُ إِنَّ اللَّهَ يُسْمِعُ مَنْ يَشَاءُ وَمَا
أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ , إِنْ أَنْتَ إِلا
نَذِيرٌ
18. dan
orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[1]. dan jika seseorang
yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu Tiadalah
akan dipikulkan untuknya sedikitpun
meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri
peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka
tidak melihatNya[2] dan mereka mendirikan sembahyang. dan Barangsiapa yang mensucikan
dirinya, Sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri.
dan kepada Allahlah kembali(mu).
19. dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.
20. dan
tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya,
21. dan
tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas,
22. dan
tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati.
Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan
kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat
mendengar[3].
23. kamu
tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan. (QS ; Al Faathir ; ayat 18 –
23)
-------------------------------------------------------------------------------
[1]
Maksudnya: masing-masing orang memikul dosanya sendiri-sendiri.
[2]
Sebagian ahli tafsir menafsirkan bil ghaib dalam ayat ini ialah ketika
orang-orang itu sendirian tanpa melihat orang lain.
[3]
Maksudnya: Nabi Muhammad tidak dapat memberi petunjuk kepada orang-orang
musyrikin yang telah mati hatinya.
-------------------------------------------------------------------------------
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا
رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ
لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ
الصَّالِحِينَ , وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا
وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
10. dan
belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu;
lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan
aku Termasuk orang-orang yang saleh?"
11. dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian)
seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa
yang kamu kerjakan. (QS ; Al Munaafiquun ; ayat 10 – 11 )
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ
الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ , لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ
كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ
يُبْعَثُونَ
99.
(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga
apabila datang
kematian
kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku
kembalikanlah aku (ke dunia)[4],
100. agar
aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali
tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan
mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan[5]. (QS ; Al Mu’minuun ;
ayat 99 – 100 )
-------------------------------------------------------------------------------
[4]
Maksudnya: orang-orang kafir di waktu menghadapi sakratul maut, minta supaya
diperpanjang umur mereka, agar mereka dapat beriman.
[5]
Maksudnya: mereka sekarang telah menghadapi suatu kehidupan baru, Yaitu
kehidupan dalam kubur, yang membatasi antara dunia dan akhirat.(alam barzah)
-------------------------------------------------------------------------------