Kembali
Belum lagi sembuh kepedihan yang dirasakan nabi Muhammad saw akibat pembaikotan umum itu. Tibalah pula musibah yang besar menimpa dirinya, yaitu : Wafatnya paman beliau Abu Thalib dalam usia 87 tahun dan tidak berapa lama kemudian disusul oleh istrinya Siti Khatijah, kedua macam musibah terjadi pada tahun ke 10 dari masa kenabian. Maka tahun ini dalam sejarah disebut “ AAMUL HUZNI “ (tahun kesdihan) , baik Abu Thalib maupun Siti Khadijah telah banyak memberikan bantuan kepada nabi baik moril dan materil, Abu Thalib adlah orang yang amat berpengaruh dalam masyarakat; dia merupakan perisai yang setiap saat memberikan perlindungan kepada nabi, Siti Khadijah adalah seorang wanita bangsawan dan hartawan dikota Mekah, dia juag mempunyai pribadi dan pergaulan yang baik dalam masyarakat, dialah yang menhibur hati nabi di waktu susah dan menghidupkan jiwa nabi diwaktu mengalami kesukaran , dikorbankanlah hartanya untuk perjuangan Rosulullah, kedua orang yang dicintainya iru telah meninggalkan beliau, disaat saat permusuhan kaum Quraisy terhadap belaiu sedang menjadi jadi, mereka sudah berani menyakiti badan nabi saw. Akan tetapi segala macam musibah dan penganiayaan itu tidaklah mengendorkan semangat perjuangan Rosulullah.
Belum lagi sembuh kepedihan yang dirasakan nabi Muhammad saw akibat pembaikotan umum itu. Tibalah pula musibah yang besar menimpa dirinya, yaitu : Wafatnya paman beliau Abu Thalib dalam usia 87 tahun dan tidak berapa lama kemudian disusul oleh istrinya Siti Khatijah, kedua macam musibah terjadi pada tahun ke 10 dari masa kenabian. Maka tahun ini dalam sejarah disebut “ AAMUL HUZNI “ (tahun kesdihan) , baik Abu Thalib maupun Siti Khadijah telah banyak memberikan bantuan kepada nabi baik moril dan materil, Abu Thalib adlah orang yang amat berpengaruh dalam masyarakat; dia merupakan perisai yang setiap saat memberikan perlindungan kepada nabi, Siti Khadijah adalah seorang wanita bangsawan dan hartawan dikota Mekah, dia juag mempunyai pribadi dan pergaulan yang baik dalam masyarakat, dialah yang menhibur hati nabi di waktu susah dan menghidupkan jiwa nabi diwaktu mengalami kesukaran , dikorbankanlah hartanya untuk perjuangan Rosulullah, kedua orang yang dicintainya iru telah meninggalkan beliau, disaat saat permusuhan kaum Quraisy terhadap belaiu sedang menjadi jadi, mereka sudah berani menyakiti badan nabi saw. Akan tetapi segala macam musibah dan penganiayaan itu tidaklah mengendorkan semangat perjuangan Rosulullah.
Sesudah beliau melihat bahwa., Mekah
tidak lagi menjadi pusat da’wah islam, maka berpindahlah beliau keluar kota
Mekah. Negeri yang dituju ialah Tha if daerah kabilah Tsaqif. Beliau menjumpai
pemuka pemuka kabilah kabilah itu dan diajaknya mereka kepada agama islam,
ajakan nabi Muhammad saw itu ditolak mereka dengan kasar, nabi di usir, disorak
soraki dan dikejar kejar sambil dilempari batu, karena melihat keadaan seperti
itu menurut riwayat
bahwa
Malaikat menawari nabi untuk mengazab mereka dengan menimpakan bukit kepada
mereka , kemudian nabi berkata : “ jangan ditimpakan adab kepada mereka,
sesengguhnya mereka masih belum mengetahui, seandainya mereka tahu, mereka
tidak akan melakukan hal yang seperti itu”, maka saya mendo akan kepada mereka
semoga mereka mendapat petunjuk dari Allah, kemudian nabi terpaksa kembali ke
Mekah menuju baitullah, disitu beliau thawaf dan sujud berdo,a semoga Allah
mengampuni kaumnya dan member kekuatan kepadanya untuk melanjutkan risalah
tuhannya. Sesudah itu barulah ia pulang kerumah.