Kembali
Di saat saat menghadapi ujian yang sangat berat dan tingkat perjuangan sudah pada puncaknya ini, gangguan dan hinaan, aniaya serta siksaan yang di alami beliau dengan pengikut pengikut beliau semakin hebat, maka nabi Muhammad saw, diperintahkan oleh Allah menjalani isra’ dan mi’raj dari Mekah ke Baitul Maqdis palestina, terus naik kelangit tujuh dan sidratul muntaha seperti dalam surat Al Isra’ (17) ayat 1 dan 60
Di saat saat menghadapi ujian yang sangat berat dan tingkat perjuangan sudah pada puncaknya ini, gangguan dan hinaan, aniaya serta siksaan yang di alami beliau dengan pengikut pengikut beliau semakin hebat, maka nabi Muhammad saw, diperintahkan oleh Allah menjalani isra’ dan mi’raj dari Mekah ke Baitul Maqdis palestina, terus naik kelangit tujuh dan sidratul muntaha seperti dalam surat Al Isra’ (17) ayat 1 dan 60
سُبْحَانَ
الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ
الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ
السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
1. Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada
suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya[4] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
وَإِذْ قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ
أَحَاطَ بِالنَّاسِ وَمَا جَعَلْنَا الرُّؤْيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلا فِتْنَةً لِلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ
الْمَلْعُونَةَ فِي الْقُرْآنِ وَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلا طُغْيَانًا
كَبِيرًا
60. dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu:
"Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". dan Kami tidak
menjadikan mimpi[5] yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai
ujian bagi manusia
Dan surat
An Najm (53) ayat 13 – 18
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى , عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى , عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى , إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى , مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى , لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ
الْكُبْرَى
13. dan
Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[6].
15. di
dekatnya ada syurga tempat tinggal,
16.
(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.
17.
penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.
18.
Sesungguhnya Dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.
Disitulah beliau menerima perintah
langsung dari Allah swt tentang shalat lima waktu. Hikmah Allah memerintahkan
Isra’ dan Mi’raj kepada nabi dalam perjalanan satu malam itu adalah untuk lebih menambah kekuatan
iman dan keyakinan beliau sebagai Rosul yang di utus Allah ketengah tengah umat
manusia untuk membawa Risalahnya. Dengan demikian akan bertambahlah kekuatan
bathin sewaktu menerima cobaan dan musibah serta siksaan yang bagaimanapun juga
besarnya, dalam memperjuangkan cita cita luhur mengajak seluruh umat manusia
kepada Agama Islam.
Peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini terjadi
pada malam 27 Rajab tahun ke 11 sesudah beliau diangkat menjadi Rosul, kejadian
isra’ mi’raj ini, disamping memberikan kekuatan bathin kepada nabi Muhammad saw
dalam memperjuangkan agama Allah dan juga menjdi ujian bagi kaum muslimin
sendiri, apakah mereka beriman dan percaya kepada kejadian yang menakjubkan dan
diluar akal manusia itu yaitu perjalanan yang berates ratus mil serta menembus
tujuh lapis langit dan hanya ditempuh dalam satu malam saja.
Bagi kaum Quraisy peristiwa isra’ dan
Mi’raj ini, mereka jadikan senjata untuk menuduh nabi sebagai seorang yang
tidak beres otaknya dan mereka jadikan bahan bermacam macam hinaan dan olok
olokan yang sangat keji.
-------------------------------------------------------------------------------
[4]
Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkat dari
Allah dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya.
[5] Mimpi
adalah terjemah dari kata Ar Ru'ya dalam ayat ini Maksudnya ialah mimpi tentang
perang Badar yang dialami Rasulullah s.a.w. sebelumnya Peristiwa perang Badar
itu terjadi. banyak pula Ahli-ahli tafsir menterjemahkan kata Ar Ru'ya tersebut
dengan penglihatan yang Maksudnya: penglihatan yang dialami Rasulullah s.a.w.
di waktu malam Isra dan mi'raj.
[6]
Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang
telah dikunjungi Nabi ketika mi'raj.
-------------------------------------------------------------------------------