Kemudian Asiah mendapatkan pengasuh tetapi tidak seorang pun yang dapat menyusui Musa dengan baik, malah dia asyik menangis dan tidak mau disusui. Selepas itu, ibunya sendiri tampil untuk mengasuh dan membesarkannya di istana Firaun.Al-Quran menguraikan peristiwa itu: “Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya supaya senang hatinya dan tidak berdukacita dan supaya dia mengetahui janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”
Pada satu hari, Firaun mendukung
Musa yang masih kanak-kanak, tetapi dengan tiba-tiba janggutnya ditarik hingga
dia kesakitan, lalu berkata: “Wahai isteriku, mungkin kanak-kanak ini yang akan
menjatuhkan kekuasaanku.” Isterinya berkata: “Sabarlah, dia masih kanak-kanak,
belum berakal dan mengetahui apa pun.” Sejak berusia tiga bulan hingga dewasa
Musa tinggal di istana itu sehingga orang memanggilnya Musa bin Firaun. Nama
Musa sendiri diberi keluarga Firaun. “Mu” bermakna air dan “sa” maksudnya pokok
memberkati tempat penemuannya di tepi Sungai Nil oleh Asiah.