Dan surat 3 ( Ali Imran) ayat 13
قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ
الْتَقَتَا فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَى كَافِرَةٌ
يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ
يَشَاءُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لأولِي الأبْصَارِ
13.
Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu
(bertempur)[21]. segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain
kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua
kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai mata hati.
-----------------------------------------------------------------------------------
[21] Pertemuan
dua golongan itu - antara kaum muslimin dengan kaum musyrikin - terjadi dalam
perang Badar. Badar nama suatu tempat yang terletak antara Mekah dengan Madinah
dimana terdapat mata air.
------------------------------------------------------------------------------------
Dan Al qur’an menamakan peperangan ini
dengan “ YAUMUL FURQAAN” yang berarti hari memisahkan
antara yang hak dan yang bathil. Perang inilah yang menentukan sejarah
perkembangan islam. Seperti yang terkutip dalam surat 8 (Al Anfaal) ayat 41
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا غَنِمْتُمْ
مِنْ شَيْءٍ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى
وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ
بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى
الْجَمْعَانِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
41. dan
kepada apa[22] yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari
Furqaan[23], Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
----------------------------------------------------------------------------------
[22] Yang
dimaksud dengan apa Ialah: ayat-ayat Al-Quran, Malaikat dan pertolongan.
[23]
Furqaan Ialah: pemisah antara yang hak dan yang batil. yang dimaksud dengan
hari Al Furqaan ialah hari jelasnya kemenangan orang Islam dan kekalahan orang
kafir, Yaitu hari bertemunya dua pasukan di peprangan Badar, pada hari Jum'at
17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah. sebagian mufassirin berpendapat bahwa ayat ini
mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya Al Quranul Kariem pada malam 17
Ramadhan.
-----------------------------------------------------------------------------------
Sekiranya umat islam kalah dalam
peperangan ini, maka lenyaplah islam untuk selama lamanya. Kedudukan umat islam
sesudah peperangan ini menjadi kuat dan kokoh, orang yahudi setelah mendengar
kemenagan kaum muslimin ini, merasa
sedih dan kecewa oleh
karena itu mereka mulailah membuat huru hara dan keonaran dalam kota Madinah
dan berusaha menusuk umat islam dari belakang , sebagaimana telah dikemukakan
sewaktu membicarakan tentang penggerotan orang yahudi. Orang Quraisy merasakan
kekalahan perang badar itu sebagai suatu pukulan yang besar atas mereka , oleh
karena itu mereka bertekad untuk mengadakan pembalasan. Maka disiapkanlah
perbekalan yang cukup dan tentara dengan senjata yang lengkap yang berjumlah
tidak kurang dari 3000 orang. Turut pula membantu orang orang Quraisy ini
beberapa kabilah arab lain seperti Arab Kinanah dan Tihamah. Pada pertengahan
bulan Sya’ban tahun 3 Hijriyah berangkatlah pasukan kaum musyrikin ini menuju
Madinah, setelah nabi mendengar gerakan musuh ini, beliaupun keluar kota
Madinah dengan kekuatan 1000 orang tentara untuk menyongsong musuh yang
menyerang itu, tetapi baru saja beliau berangkat, keluarlah barisan segolongan
kaum munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay, seperti yang telah
dikemukakan diatas tentang penggerotan orang orang munafik, yang jumlahnya hampir sepertiga dari
barisan itu. Lasykar yang masih setia kepada nabi terus berangkat bersama
beliau.
Dikaki gunung Uhud disebelah utara
kota Madinah, bertemulah kedua pasukan yang bermusuhan itu, mula mula kaum
muslimin menguasai jalan pertempuran itu, akan tetapi karena ada diantara
mereka yang tidak disiplin, maka berubahlah keadaannya, umat islam terdesak dan
menderita kerugian yang tidak sedikit. Pahlawan islam Hamzah paman nabi, gugur
dalam pertempuran ini, sedang nabi sendiri mendapat luka luka, dalam peperangan
ini gugur sebagai syuhada’ adalah 70 orang, peperangan ini dalam sejarah islam
disebut “ PERANG UHUD “ , karena terjadi dikaki gunung
uhud pada bulan Sya’ban tahun 3 H. kaum muslimin mendapat pengalaman yang tidak
sedikit dari peperangan uhud ini, walaupun mereka pada lahirnya mendapat
kekalahan. Mereka berusaha untuk mendapatkan kembali kedudukan mereka semula,
sementara orang orang yang bukan islam, mengiatkan pula kerja samamereka untuk
menyempurnakan kemenangan yang telah dicapai oleh Quraisy dalam perang uhud
ini, terutama sekali orang orang yanhudi yang berada di Madinah.
Pada bulan Syawal tahun 5 Hijriyah
berhimpunlah Lasykar Al Ahzaab (persekutuan golongan golongan) yang terdiri
dari kaum Quraisy, Gathffan, bani Salim, Bani Asad, Bani Murrah, Bani Asya’ dan
orang yahudi Bani Nadhir. Peristiwa inilah pertama kali dalam sejarah Arabia
mempersaksikan Lasykar yang berjumlah lebih kurang 10 000 orang memanggul
senjata yang menyerbu kota Madinah. Perang inilah dalam sejarah yang disebut “ PERANG AL AHZAB “ , karena yang melibatkan diri dalam
peperangan ini beberapa kabilah Arab. Dalam peperangan ini posisi kaum
muslimin, mempertahankan dan membela diri, mereka telah membuat parit yang
dalam dan lebar sebelah utara kota Madinah, karena itu peperangan ini dinamakan
pula “ PERANG KHANDAQ (perang parit). Bagian kota
lainnya mereka jaga dengan rapi dan kuat , rumah rumah dihubungkan dengan
lorong lorong tertutup, sehingga kota madinah merupakan sebuah benteng, ketika
tentara Al Ahzaab tiba dipinggir kota Madinah, mereka tak dapat menyeberangi parit
karena selalu dihujani anak panah oleh kaum muslimin, pihak penyerang berusaha
untuk menembus garis garis pertahanan lainnya, tetapi selalu dapat digagalkan,
sekitar 25 hari mereka dikepung oleh tentara Al Ahzaab sehingga kaum muslimin
menderita kekurangan makanan, pada saat yang kritis inilah orang yahudi bani
Quraizhah yang masih menjadi warga kota Madinah, melakukan penghianatan
terhadap kaum muslimin dari dalam, seperti yang sudah diceritakan diatas. Oleh
suatu sebab terjadilah perselisihan diantara kaum penyerang yang menyebabkan
keretakan diantara mereka.
Memang wajar hal itu terjadi karena
mereka terdiri dari beberapa golongan yang tidak sama tujuan dan kepentinagn
mereka dalam peperangan itu, dan masing masing ingin merebut pimpinan. Pada
waktu yang tepat ini Allah swt menurunkan hujan yang lebat di malam hari dan
angin yang sangat kencang (topan) kepada pasukan Al Ahzaab itu yang menyapu
bersih kemah kemah dan perbekalan mereka serta mengkocar kacirkan pasukan
pasukannya. Masing masing golongan penyerang itu pulang kenegerinya tanpa
membawa hasil apa apa. Dalam peperangan ini di pihak kaum muslimin gugur
sebagai syuhada’ 6 orang diantaranya : . Sa,ad bin Mu,adz akibat luka yang
dideritanya, dia meninggal setelah menjatuhkan hukuman kepada bani Qurauzhah,
dipihak kaum musyrikin jatuh korban 3 orang. Cerita perang Ahzaab ini
dituturkan dalam Al qur’an dalam surat ke 33 (Al Ahzaab) ,sesudah peperangan
ini berlalau, masuklah 2 orang pemimpin yang gagah perwira dari Quraisy yaitu:
Amr bin Ash Asahmi dan Khalid bin Walid Al Makhzumi. Peristiwa ini adalah
pertanda bahwa perang akan berakhir antara kaum Quraisy dengan kaum muslimin,
karena sesudah ini tidak ada terjadi lagi peperangan diantara kedua belah
pihak.
Pada tahun ke 6 Hijriyah, nabi Muhammad
saw beserta pengikut pengikutnya amat rindu kepada Baitullah, yang menjadi
kiblat mereka dan mereka ingin berziarah (berkunjung) ke Mekah mengunjungi
sanak family dan kampong halaman yang sudah lama mereka tinggalkan, pada bulan
Zulqaidah tahun itu,
berangkatlah beliau dan pengikut pengikutnya yang berjumlah tidak lebih dari
1000 orang menuju Mekah, dengan niat semata mata melakukan Umrah dan Haji, untuk menghilangkan
persangkaan yang bukan bukan dari pihak Quraisy, maka kaum muslimin memakai pakaian
Ihram (putih tanpa berjahit) dan membawa hewan hewan untuk disembelih di mina
(Had ya). Mereka tidak memanggul senjata, hanya membawa pedang disarungnya
sekedar menjaga diri dalam perjalanan. Setelah sampai disuatu tempat yang
bernama “ HUDAIBIYAH “ Rosulullah berhenti bersama kaum muslimin lainnya,
disinilah nabi bermusyawarat dengan para sahabat sahabatnya untuk menentukan
langkah langkah selanjutnya. Akhirnya nabi mengutus Utsman bin Affan kepada
kaum Quraisy untuk mengadakan pembicaraan dengan kaum Quraisy serta menjelaskan
maksud kaum muslimin ke Mekah.