Bab Ke-19: Apabila Pakaian
Seseorang yang Shalat Sewaktu Sujud Menyentuh Istrinya
213.
Maimunah [binti al-Harits] berkata, “Rasulullah saw melakukan shalat dan aku
berada sejajar dengan beliau (dalam satu riwayat: aku sedang tidur di samping
beliau, 1/131), padahal aku sedang haid, (dalam satu riwayat: tempat tidurku
sejajar dengan tempat shalat Nabi Muhammad saw.), dan kadang-kadang pakaian
beliau menyentuhku apabila beliau sujud.” Maimunah menambahkan, “Beliau itu
shalat di atas tikar kecil.”
Bab Ke-20: Shalat di Atas
Tikar
Jabir
dan Abu Sa’id pernah shalat di atas kapal dengan berdiri.[23]
Al-Hassan
berkata, “Kalau tidak mengganggu sahabat-sahabat yang lain, Anda boleh shalat
dengan berdiri dan berputar-putar dengan berputarnya (perahu). Kalau tidak
bisa, bolehlah Anda shalat dengan duduk.”[24]
Bab Ke-22: Shalat di Atas
Hamparan (Tempat Tidur)
Anas
pernah shalat di atas tempat tidurnya.[25]
Anas
berkata, “Kami pernah shalat dengan Nabi Muhammad saw dan salah seorang dari
kami sujud di atas pakaian beliau.”[26]
214.
Anas bin Malik r.a. berkata bahwa neneknya, Mulaikah, mengundang Rasulullah saw
untuk memakan makanan yang dibuatnya untuk beliau, lalu beliau memakannya.
Beliau lalu bersabda, “Berdirilah. Aku akan shalat untukmu.” Anas berkata, “Aku
berdiri di tikar kami yang telah hitam karena lamanya dipakai. Aku memercikinya
dengan air, lalu Rasulullah saw berdiri dan aku bersama anak yatim membuat shaf
di belakang beliau, dan orang perempuan tua di belakang kami. Rasulullah saw
shalat untuk kami dua rakaat, kemudian beliau pergi.”
Bab Ke-21: Shalat di Atas Tikar
Kecil
(Aku
berkata, “Dalam bab ini, Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian akhir
hadits Maimunah yang tercantum pada nomor 213 di atas.”)
215.
Aisyah istri Nabi Muhammad saw. berkata, “Aku tidur di hadapan Rasulullah saw
dan kedua kakiku pada arah kiblat beliau [sedangkan beliau melakukan shalat,
2/61]. Apabila beliau sujud, beliau merabaku, maka aku tarik kedua kakiku.
Apabila beliau berdiri, aku julurkan kedua kakiku.” Ia berkata, “Pada waktu
itu, rumah-rumah tanpa lampu.” (Dalam satu riwayat: Rasulullah saw melakukan
shalat, sedangkan Aisyah berada di antara beliau dan kiblat, di atas tempat
tidur istrinya). (Dalam riwayat lain: Aisyah telentang di atas tempat tidur
yang ditempati mereka berdua tidur, seperti telentangnya jenazah).
Bab Ke-23: Sujud di Atas Kain
Pada Waktu Panas yang Teramat Terik
Al-Hasan
berkata, “Orang-orang sujud di atas sorban-sorban mereka dan kopiah dengan
kedua tangan di dalam lengan baju mereka (karena panas yang sangat
terik).”[27]
216.
Anas bin Malik berkata, “Kami shalat bersama Nabi Muhammad saw. [ketika hari
panas terik, 1/107 (dalam satu riwayat: sangat panas. Apabila salah seorang
dari kami tidak bisa menempelkan wajahnya ke tanah, 2/161)], lalu salah seorang
di antara kami meletakkan ujung pakaiannya di tempat sujud karena sangat (dalam
satu riwayat: karena menjaga diri dari) panas.”
Bab Ke-24: Shalat dengan
Mengenakan Sandal
217.
Abu Maslamah Sa’id bin Yazid al Azdi berkata, “Aku bertanya kepada Anas bin
Malik, ‘Apakah Nabi Muhammad saw. shalat pada kedua sandal beliau?’ Ia
menjawab, ‘Ya.’”
Bab Ke-25: Shalat dengan
Mengenakan Khuf (Sepatu Tinggi)
218.
Hamam ibnul-Harits berkata, “Aku melihat Jarir bin Abdullah kencing, kemudian
berwudhu dan mengusap kedua khuf-nya (sepatu yang menutup mata kaki), kemudian
ia berdiri dan shalat. Ia ditanya, lalu menjawab, ‘Aku melihat Rasulullah saw
berbuat seperti ini.’” Ibrahim berkata, “Hal ini menjadikan mereka keheranan
karena Jarir termasuk orang yang paling akhir (dari kalangan sahabat) yang
masuk Islam.”
Bab Ke-26: Apabila Seseorang
tidak Sujud dengan Sempurna
219.
Hudzaifah pernah melihat seseorang melakukan shalat tanpa menyempurnakan ruku
dan sujudnya. Setelah orang itu selesai shalat, Hudzaifah menegurnya, “Kamu
tadi belum dapat dianggap telah melakukan shalat.” Perawi hadits ini
menambahkan, “Aku kira, Hudzaifah berkata, ‘Seandainya kamu meninggal, tentulah
kamu meninggal tidak di atas sunnah Muhammad saw.’”
Bab Ke-27: Menampakkan Ketiak
dan Memisahkan Lengan dan Tubuh Pada Waktu Sujud
220.
Abdullah bin Malik ibnu Buhainah r.a. berkata bahwa apabila Nabi Muhammad saw.
shalat, beliau merenggangkan kedua tangan beliau sehingga tampak putihnya kedua
ketiak beliau.
Bab Ke-28: Keutamaan Shalat
Menghadap Kiblat
Hendaklah
seseorang menghadapkan pula jari-jari kakinya ke kiblat. Demikian dikatakan
oleh Abu Humaid dari Nabi Muhammad saw.[28]
211.
Anas bin Malik r.a. berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Aku diperintahkan
untuk memerangi manusia sehingga mereka menyatakan, ‘Tidak ada tuhan kecuali
Allah.’ Apabila mereka sudah menyatakan demikian dan melakukan shalat seperti
shalat kita, menghadap kiblat kita, dan menyembelih sembelihan seperti cara
kita menyembelih, diharamkan atas kita darah dan harta mereka, kecuali dengan
haknya, dan hisabnya terserah kepada Allah.’” (Dalam satu riwayat: “Maka ia
adalah orang muslim yang mempunyai jaminan dari Allah dan Rasul Nya.”)
(Dalam
suatu riwayat mu’allaq dari Humaid: Maimun bin Siyah bertanya kepada Anas bin
Malik, “Wahai ayah Hamzah, apakah yang menjadikan haramnya darah dan harta
seseorang (untuk diambil)?” Anas menjawab, “Barangsiapa yang bersaksi bahwa
tidak ada tuhan kecuali Allah, menghadap kiblat seperti kiblat kita,
mengerjakan shalat seperti shalat kita, dan memakan sembelihan kita, dia adalah
muslim, dia mempunyai hak sebagaimana orang muslim, dan mempunyai kewajiban
sebagaimana orang muslim.”)
Bab Ke-29: Kiblatnya Penduduk
Madinah dan Penduduk Syam serta Tidak Ada Kiblat di Sebelah Timur dan Barat,
Mengingat Sabda Nabi Muhammad saw., ‘Janganlah kamu menghadap kiblat pada waktu
buang air besar atau kencing, tetapi menghadaplah ke Timur atau ke Barat.[29]
(Aku
katakan, “Dalam bab ini, Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abu
Ayyub yang telah disebutkan pada nomor 97 di muka.”)