Mahar perkahwinan Adam

Kembali

Pergaulan hidup adalah persahabatan! Dan pergaulan antara laki laki dengan wanita akan berubah menjadi perkawinan apabila disertai dengan mahar. Dan kini apakah bentuk mahar yang harus diberikan? Itulah yang sedang dipikirkan Adam.

Untuk keluar dari keraguan, Adam a.s berseru: “Ilahi, Rabbi! Apakah gerangan yang akan kuberikan kepadanya? Emaskah, intankah, perak atau permata?”. “Bukan!” kata Tuhan. “Apakah hamba akan berpuasa atau sholat atau bertasbih untuk-Mu sebagai maharnya?” tanya Adam a.s dengan penuh pengharapan. “Bukan!” tegas suara Ghaib.

Adam diam, mententeramkan jiwanya. Kemudian ia mohon dengan tekun: “Kalau begitu tunjukkanlah hamba-Mu jalan keluar!”.  Allah SWT. berfirman: “Mahar Hawa ialah shalawat sepuluh kali atas Nabi-Ku, Nabi yang bakal Kubangkit yang membawa pernyataan dari sifat-sifat-Ku: yaitu : "Muhammad" , cincin permata dari para anbiya’ dan penutup serta penghulu segala Rasul. Ucapkanlah sepuluh kali!”.

Adam a.s merasa lega. Ia mengucapkan sepuluh kali shalawat ke atas Nabi Muhammad SAW. sebagai mahar kepada isterinya. Suatu mahar yang bernilai spiritual, karena Nabi Muhammad SAW adalah rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Hawa mendengarkannya dan menerimanya sebagai mahar. “Hai Adam, kini Aku halalkan Hawa untukmu”, perintah Allah, “dan sekarang ia sebagai isterimu!”. Adam a.s bersyukur lalu memasuki isterinya dengan ucapan salam. Hawa menyambutnya dengan segala keterbukaan dan cinta kasih yang seimbang.

Allah SWT. berfirman kepada mereka: “Hai Adam, diamlah engkau bersama isterimu di dalam surga dan makanlah (serta nikmatilah) apa saja yang kamu berdua ingini, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini karena (apabila mendekatinya) kamu berdua akan menjadi zalim”. (Al-A’raaf: 19).

Dengan pernikahan ini Adam a.s tidak lagi merasa kesepian di dalam surga. Inilah percintaan dan pernikahan yang pertama dalam sejarah ummat manusia, dan berlangsung di dalam surga yang penuh kenikmatan. yaitu sebuah pernikahan agung yang dihadiri oleh para bidadari dan disaksikan oleh para malaikat.

Peristiwa pernikahan Adam dan Hawa terjadi pada hari Jum'at. Entah berapa lama keduanya berdiam di surga, hanya Allah SWT yang tahu. Lalu keduanya diperintahkan turun ke bumi karena memakan buah khuldi yang di larang itu atas bisikan iblis.  kemudian turun ke bumi untuk menyebar luaskan keturunan yang akan mengabdi kepada Allah SWT dengan janji bahwa surga itu tetap tersedia di hari kemudian bagi hamba-hamba yang beriman dan beramal soleh.

Firman Allah SWT.: “Kami berfirman: Turunlah kamu dari surga itu. Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kehawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”  (Al-Baqarah: 38).