Nabi Harun a.s


Nabi Harun a.s telah diminta oleh Nabi Musa a.s pada Allah S.W.T dalam membantu memperkembangkan agama Allah.

Nabi Harun fasih berbicara
Harun bin Imran bin Qahits bin Lawi bin Yaakub bin Ishak bin Ibrahim. Baginda ialah adik-beradik seibu Nabi Musa, diutuskan untuk membantu Musa memimpin Bani Israel ke jalan yang benar.

Firman Allah yang maksudnya : “Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebagian rahmat Kami, yaitu saudaranya, Harun menjadi seorang nabi.”

     Harun dilahirkan tiga tahun sebelum Musa. Beliau yang fasih berbicara dan mempunyai pendirian tetap sering mengikuti Musa dalam menyampaikan dakwah kepada Firaun, Hamman dan Qarun. Nabi Musa sendiri mengakui saudaranya fasih berbicara dan berdebat, seperti diceritakan al-Quran: “Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan) ku, sesungguhnya aku kuwatir mereka akan berdusta.” Sepanjang peninggalan Nabi Musa untuk bermunajat di Thur Sinai, Harun juga diberikan amanah untuk mengawasi dan memimpin penduduk Bani Israel dari melakukan kemungkaran, apa lagi menyekutukan Allah dengan benda lain. Musa berkata kepada Harun: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah, jangan kamu mengikuti jalan orang yang melakukan kerusakan.”

     Bagaimanapun, sepanjang pemergian Musa ke Thur Sinai, dan merupakan ujian terhadap Bani Israel. Sebagian mereka menyekutukan Allah dengan menyembah anak lembu yang dibuat dari emas oleh Samiri. Mereka menyembah patung lembu itu setelah terpedaya dengan tipu daya Samiri yang menjadikannya sehingga bisa berbicara. Harun sudah mengingatkan mereka dengan perbuatan itu adalah dosa besar, namun segala nasehat dan peringatan tersebut tidak diperdulikan.

     Setelah bermunajat selama 40 hari, Musa kembali kepada kaumnya dan sungguh terkejut dengan perbuatan menyembah patung lembu itu. Musa bukan saja marah kepada kaumnya, malah Harun sendiri turut ditarik kepala dan janggutnya. Musa bertanya kepada Harun: “Wahai Harun, apa yang menghalangi engkau dari mencegah mereka ketika engkau melihat mereka sesat? Apakah engkau tidak menuruti perkataanku atau engkau mendurhakai perintahku?”. Harun berkata: “Wahai anak ibuku, janganlah engkau tarik janggutku dan janganlah engkau tarik kepalaku, sesungguhnya aku takut engkau akan berkata, “engkau adakan perpecahan dalam Bani Israel dan engkau tidak mengikuti perkataanku.” Kemudian Musa mendapatkan Samiri, lalu berkata: “Pergilah kamu dari sini bersama pengikutmu. Patung sapi itu yang menjadi tuhanmu akan aku bakar, kemudian aku akan lemparkan ke dalam laut. Kamu dan pengikutmu pasti mendapat siksa.”

     Nabi Harun hidup selama 122 tahun. Baginda wafat 11 bulan sebelum kematian Musa, di daerah al Tiih, yaitu sebelum Bani Israel memasuki Palestina. Mengenai Bani Israel, mereka memang keras kepala, banyak pertanyaan dan sukar dipimpin, namun dengan kesabaran Musa dan Harun, mereka dapat dipimpin supaya mengikuti syariat Allah, seperti terkandung dalam Taurat ketika itu.

     Setelah Harun dan Musa meninggal dunia, Bani Israel dipimpin oleh Yusya’ bin Nun. Namun, setelah Yusya’ mati, lama-kelamaan sebagian besar mereka meninggalkan syariat yang terkandung dalam Taurat. Malah, ada dikalangan mereka yang mengubah hukum di dalam kitab taurat tersebut, sehingga menimbulkan perselisihan dan perbedaan pendapat, akhirnya menyebabkan perpecahan Bani Israel.