Kembali
Alqur’anul karim ialah Kitab yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad saw, mengandung hal hal yang berhubungan dengan keImanan, Ilmu pengetahuan, Kisah kisah, Filsafah, Peraturan peraturan yang mengatur tingkah laku dan tata cara hidup manusia, baik sebagai makhluq individu maupun makhluq sosial, sehingga bahagia hidup didunia dan akhirat. Alqur’anul karim dalam menerangkan hal hal yang tersebut diatas ada yang terperinci dan ada yang dikemukakan secara umum dan tentang hal hal yang dikemukakan secara umum serta ayat ayat yang kurang jelas (mutasabihat) diterangkan dengan Al Hikmah (Hadist hadist nabi) baik perbuatan, perkataan dan jawaban jawaban dari ayat ayat Alqur’an yang kurang jelas atau yang masih secara umum. Sedangkan Al hikmah sendiri diberikan oleh Allah melalui malaikat jibril kepada nabi Muhammad saw selain Al kitab (Alqur’an) dan ada juga mengenai hal hal yang selain Al Kitab (Alqur’an) dan Al hikmah di anjurkan untuk bermusyawarah diantara mereka tetapi tidak bertentangan dengan Al kitab (Alqur’an) dan Al hikmah, seperti dalam surat
Alqur’anul karim ialah Kitab yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad saw, mengandung hal hal yang berhubungan dengan keImanan, Ilmu pengetahuan, Kisah kisah, Filsafah, Peraturan peraturan yang mengatur tingkah laku dan tata cara hidup manusia, baik sebagai makhluq individu maupun makhluq sosial, sehingga bahagia hidup didunia dan akhirat. Alqur’anul karim dalam menerangkan hal hal yang tersebut diatas ada yang terperinci dan ada yang dikemukakan secara umum dan tentang hal hal yang dikemukakan secara umum serta ayat ayat yang kurang jelas (mutasabihat) diterangkan dengan Al Hikmah (Hadist hadist nabi) baik perbuatan, perkataan dan jawaban jawaban dari ayat ayat Alqur’an yang kurang jelas atau yang masih secara umum. Sedangkan Al hikmah sendiri diberikan oleh Allah melalui malaikat jibril kepada nabi Muhammad saw selain Al kitab (Alqur’an) dan ada juga mengenai hal hal yang selain Al Kitab (Alqur’an) dan Al hikmah di anjurkan untuk bermusyawarah diantara mereka tetapi tidak bertentangan dengan Al kitab (Alqur’an) dan Al hikmah, seperti dalam surat
Surat 042. Asy Syuura ayat 38
38. dan
(bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan
shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan
mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
Surat 003. Ali 'Imran ayat 159
159. Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[2]. kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Maka tampillah beberapa orang sahabat
dan tabi’in memberanikan diri menafsirkan ayat Alqur’an yang masih bersifat
umum dan global itu, sesuai dengan batas batas lapangan Ijtihad bagi kaum
muslimin.
Demikianlah masa berlalu tiap tiap
masa hidup generasi yang mewarisi dari generasi sebelumnya, kebutuhan suatu
generasi berlainan dan hampir tidak sama dengan kebutuhan generasi yang
lainnya, begitu juga perbedaan tempat dan keadaannya, sehingga timbullah
penyelidikkan dan pengolahan dari apa yang telah didapat dan dilakukan oleh
generasi generasi yang dahulu, serta saling tukar menukar pengalaman yang
dialami oleh manusia pada suatu daerah lain mana yang masih sesuai dipakai dan
mana yang masih kurang itu dilengkapi dan
mana yang tidak sesuai di kesampingkan, sampai nanti keadaan dan masa
membutuhkan pula.
--------------------------------------------------------------------------------------
[1] Ayat
ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.
[2]
Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan
politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
---------------------------------------------------------------------------------------
Begitu pulalah tafsir Alqur’an , ia
berkembang mengikuti irama perkembangan masa dan memenuhi kebutuhan manusia
dalam suatu generasi. Tiap tiap masa dan generasi menghasilkan tafsir tafsir
Alqur’an yang sesuai dengan keperluan dan kebutuhan generasi itu dengan tidak
menyimpang dari ketentuan ketentuan agama islam sendiri yaitu Al kitab
(Alqur’an) dan Al Hikmah (Al Hadist). Seperti
dalam Surat 049. Al Hujuraat ayat
1
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا
تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
سَمِيعٌ عَلِيمٌ (١)
1. Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya[3] dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Surat
017. Al Israa' ayat 36
36. dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.
Dan Surat 023. Al Mu'minuun ayat 62
62. Kami tiada membebani seseorang
melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang
membicarakan kebenaran[4], dan mereka tidak dianiaya.
Surat
002. Al Baqarah ayat 286
286.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah
Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah
Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami
apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum
yang kafir."
Surat
011. Huud ayat 121 – 122
121. dan
Katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman: "Berbuatlah menurut
kemampuanmu; Sesungguhnya Kami-pun berbuat (pula)."
122. dan
tunggulah (akibat perbuatanmu); Sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)."
Surat 064. At Taghaabun ayat 16
16. Maka bertakwalah kamu kepada Allah
menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang
baik untuk dirimu[5]. dan Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
Maka mereka Itulah orang-orang
yang beruntung.
Surat 007. Al A'raaf ayat 42
42. dan orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri
seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka Itulah penghuni-penghuni
surga; mereka kekal di dalamnya.
Maksudnya dari ayat ayat di atas
adalah dalam menafsirkan Alqur’an tidak asal tafsir saja tapi dilihat dari
asbabul nuzul dan lain lain. Dalam pada itu ilmu tafsir sendiri yang dahulu
merupakan bahagian dari ilmu hadist telah mengemansipasikan diri dengan ilmu
yang lain, sebagaimana dengan ilmu ilmu yang lain, maka didalam ilmu tafsir
terdapat pula perbedaan perbedaan
pendapat yang timbul karena perbedaan pandangan dari sudut meninjaunya,
sehingga sampai pada saat ini terdapat banyak kitab tafsir. Dalam menguraikan
kitab klitab tafsir, dan ilmu tafsir akan dibagi dalam tiga periode :
--------------------------------------------------------------------------------------
[3]
Maksudnya orang-orang mukmin tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada
ketetapan dari Allah dan RasulNya.
[4]
Maksudnya: kitab tempat malaikat-malaikat menuliskan perbuatan-perbuatan
seseorang, biarpun buruk atau baik, yang akan dibacakan di hari kiamat (Lihat
surat Al-Jatsiyah ayat 29).
[5]
Maksudnya: nafkahkanlah nafkah yang bermanfaat bagi diri sendiri baik didunia
dan akhirat.
--------------------------------------------------------------------------------------