Surat 007. Al A'raaf ayat 150 – 156
150. dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu[571]? dan Musapun melemparkan luh-luh[572] (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, Sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan Hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim"
151. Musa
berdoa: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah Kami ke
dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara Para
Penyayang".
152.
Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya),
kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam
kehidupan di dunia. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang
membuat-buat kebohongan.
153.
orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan
beriman; Sesungguhnya Tuhan kamu sesudah taubat yang disertai dengan iman itu
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
154.
sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat)
itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang
takut kepada Tuhannya.
155. dan
Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada
Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa
bumi, Musa berkata: "Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau
membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan Kami karena
perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? itu hanyalah cobaan dari
Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan
Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki[573]. Engkaulah yang
memimpin Kami, Maka ampunilah Kami dan berilah Kami rahmat dan Engkaulah
pemberi ampun yang sebaik-baiknya".
156. dan
tetapkanlah untuk Kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; Sesungguhnya Kami
kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan
Kutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala
sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang
menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat
kami".
---------------------------------------------------------------------------------
[571]
Maksudnya: Apakah kamu tidak sabar menanti kedatanganku kembali sesudah munajat
dengan Tuhan sehingga kamu membuat patung untuk disembah sebagai menyembah
Allah?
[572] Luh
Ialah: kepingan dari batu atau kayu yang tertulis padanya isi Taurat yang
diterima Nabi Musa a.s. sesudah munajat di gunung Thursina.
[573]
Perbuatan mereka membuat patung anak lembu dan menyembahnya itu adalah suatu
cobaan Allah untuk menguji mereka, siapa yang sebenarnya kuat imannya dan siapa
yang masih ragu-ragu. orang-orang yang lemah imannya Itulah yang mengikuti
Samiri dan menyembah patung anak lembu itu. akan tetapi orang-orang yang kuat
imannya, tetap dalam keimanannya.
---------------------------------------------------------------------------------
Surat 007. Al A'raaf ayat 159 – 166
159. dan di antara kaum Musa itu
terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak dan
dengan yang hak Itulah mereka menjalankan keadilan[575].
160. dan
mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar
dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya:
"Pukullah batu itu dengan tongkatmu!". Maka memancarlah dari padanya
duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum
masing-masing. dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada
mereka manna dan salwa[576]. (kami berfirman): "Makanlah yang baik-baik
dari apa yang telah Kami rezkikan kepadamu". mereka tidak Menganiaya Kami,
tapi merekalah yang selalu Menganiaya dirinya sendiri.
161. dan
(ingatlah), ketika dikatakan kepada mereka (Bani Israil): "Diamlah di
negeri ini saja (Baitul Maqdis) dan makanlah dari (hasil bumi)nya di mana saja
kamu kehendaki". dan Katakanlah: "Bebaskanlah Kami dari dosa Kami dan
masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk, niscaya Kami ampuni
kesalahan-kesalahanmu". kelak akan Kami tambah (pahala) kepada orang-orang
yang berbuat baik.
162. Maka
orang-orang yang zalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan
Perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka[577], Maka Kami timpakan kepada
mereka azab dari langit disebabkan kezaliman mereka.
163. dan
Tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri[578] yang terletak di dekat laut
ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu[579], di waktu datang kepada
mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan
air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada
mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka Berlaku fasik.
164. dan
(ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu
menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan
azab yang Amat keras?" mereka menjawab: "Agar Kami mempunyai alasan
(pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu[580], dan supaya mereka bertakwa.
165. Maka
tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan
orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada
orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat
fasik.
166. Maka
tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka
mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang
hina[581].
--------------------------------------------------------------------------------
[575]
Maksudnya: mereka memberi petunjuk dan menuntun manusia dengan berpedoman
kepada petunjuk dan tuntunan yang datang dari Allah s.w.t. dan juga dalam hal
mengadili perkara-perkara, mereka selalu mencari keadilan dengan berpedomankan
petunjuk dan tuntunan Allah.
[576]
Salah satu nikmat Tuhan kepada mereka Ialah: mereka selalu dinaungi awan di
waktu mereka berjalan di panas terik padang pasir. manna Ialah: makanan manis
sebagai madu. Salwa Ialah: burung sebangsa puyuh.
[577]
Mereka diperintah untuk mengucap: hiththatun (berarti: mohon dilepaskan dari
dosa), Namun mereka mengubahnya sambil mencemoh dan mengucap: hinthatun
sya'iirah (berarti: gandum).
[578]
Yaitu kota Eliah yang terletak di pantai laut merah antara kota Mad-yan dan
bukit Thur.
[579]
Menurut aturan itu mereka tidak boleh bekerja pada hari Sabtu, karena hari
Sabtu itu dikhususkan hanya untuk beribadat.
[580]
Alasan mereka itu ialah bahwa mereka telah melaksanakan perintah Allah untuk
memberi peringatan.
[581]
Sebagian ahli tafsir memandang bahwa ini sebagai suatu perumpamaan , artinya
hati mereka menyerupai hati kera, karena sama-sama tidak menerima nasehat dan
peringatan. Pendapat jumhur mufassir ialah mereka betul-betul beubah menjadi
kera, hanya tidak beranak, tidak Makan dan minum, dan hidup tidak lebih dari
tiga hari.
--------------------------------------------------------------------------------
Surat 011. Huud ayat 96 – 99
96. dan
Sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan
mukjizat yang nyata,
97.
kepada Fir'aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikut perintah
Fir'aun, Padahal perintah Fir'aun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar.
98. ia
berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka.
neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi.
99. dan
mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari
kiamat. la'nat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan.
Surat 014. Ibrahim ayat 4 – 9
4. Kami
tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya[779], supaya
ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah
menyesatkan[780] siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa
yang Dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
5. dan
Sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami
perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada
cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari
Allah[781]". sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi Setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.
6. dan
(ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Ingatlah nikmat Allah
atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan) pengikut-pengikutnya,
mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak
laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; dan pada yang demikian itu
ada cobaan yang besar dari Tuhanmu".
7. dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
8. dan
Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya
mengingkari (nikmat Allah) Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya[782] lagi Maha
Terpuji".
9.
Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad,
Tsamud dan orang-orang sesudah mereka. tidak ada yang mengetahui mereka selain
Allah. telah datang Rasul-rasul kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata
lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata: "Sesungguhnya
Kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan
Sesungguhnya Kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap
apa yang kamu ajak Kami kepadaNya".
---------------------------------------------------------------------------------
[779] Al
Quran diturunkan dalam bahasa Arab itu, bukanlah berarti bahwa Al Qu'an untuk
bangsa Arab saja tetapi untuk seluruh manusia.
[780]
Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan
tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu
ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai
perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.
[781]
Yang dimaksud dengan hari-hari Allah ialah Peristiwa yang telah terjadi pada
kaum-kaum dahulu serta nikmat dan siksa yang dialami mereka.
[782]
Maksudnya: Allah tidak memerlukan syukur hamba-hamba-Nya.
--------------------------------------------------------------------------------
Surat 018. Al Kahfi ayat 60 – 82
60. dan
(ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya[885]: "Aku tidak akan berhenti
(berjalan) sebelum sampai ke Pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan
sampai bertahun-tahun".
61. Maka
tatkala mereka sampai ke Pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan
ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu.
62. Maka
tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya:
"Bawalah kemari makanan kita; Sesungguhnya kita telah merasa letih karena
perjalanan kita ini".
63.
Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mecari tempat berlindung di
batu tadi, Maka Sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak
adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu
mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali".
64. Musa
berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". lalu keduanya kembali,
mengikuti jejak mereka semula.
65. lalu
mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami
berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya
ilmu dari sisi Kami[886].
66. Musa
berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan
kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan
kepadamu?"
67. Dia
menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama
aku.
68. dan
bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang hal itu?"
69. Musa
berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar,
dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun".
70. Dia
berkata: "Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu menanyakan kepadaku
tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".
71. Maka
berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr
melobanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya
kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu
kesalahan yang besar.
72. Dia
(Khidhr) berkata: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu
sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku".
73. Musa
berkata: "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah
kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku".
74. Maka
berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak,
Maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang
bersih, bukan karena Dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan
suatu yang mungkar".
75.
Khidhr berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya
kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?"
76. Musa
berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini,
Maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, Sesungguhnya kamu sudah
cukup memberikan uzur padaku".
77. Maka
keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri,
mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu
tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu
dinding rumah yang hampir roboh, Maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa
berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu".
78.
Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan
kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar
terhadapnya.
79.
Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut,
dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang
raja yang merampas tiap-tiap bahtera.
80. dan
Adapun anak muda itu, Maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan Kami
khawatir bahwa Dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan
kekafiran.
81. dan
Kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain
yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya
(kepada ibu bapaknya).
82.
Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di
bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang Ayahnya adalah
seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada
kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu;
dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu
adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar
terhadapnya".
---------------------------------------------------------------------------------
[885]
Menurut ahli tafsir, murid Nabi Musa a.s. itu ialah Yusya 'bin Nun.
[886]
Menurut ahli tafsir hamba di sini ialah Khidhr, dan yang dimaksud dengan rahmat
di sini ialah wahyu dan kenabian. sedang yang dimaksud dengan ilmu ialah ilmu
tentang yang ghaib seperti yang akan diterangkan dengan ayat-ayat
berikut.
--------------------------------------------------------------------------------