Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan pada hari kedua akan berubah menjadi merah dan pada hari ketiga akan hitam dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.
Mendengar ancaman azab yang
diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada sekelompok sembilan orang yaitu kelompok
pembunuh unta merencanakan akan melakukan pembunuhan pada diri Nabi Saleh
sebelum datangnya azab yang diancamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahasia
dan bersumpah bersama akan melaksanakan rencana pembunuhan itu di waktu malam,
di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas dendam oleh
keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identitas mereka sebagai pembunuhnya.
Rencana mereka ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh
siapapun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat
Nabi Saleh untuk melaksanakan rencana jahatnya di malam yang gelap gulita dan
sunyi senyap maka jatuhlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak
diketahui darimana datangnya dan seketika itu maka robohlah mereka di atas
tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi
rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu hari sebelum hari turunnya
azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh
bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah,
sebuah tempat di Palestina, meninggalkan Hijir dan penghuninya, lalu kaum Tsamud
telah binasa, dihantam halilintar yang dahsyat dan beriringan dengan gempa bumi
yang mengerikan.