Unta Nabi Saleh Dibunuh


      Persekutuan yang diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rencana pembunuhan unta Nabi Saleh dan ketika orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh apabila untanya diganggu di samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu di atas bumi mereka, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya yang akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.

     Dua macam hadiah yang menggiurkan ini yang datang dari kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda’ bin Muharrij dan Gudar bin Salif yang bersiap siap akan melakukan pembunuhan untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan, di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh.

     Dengan bantuan tujuh orang lelaki maka bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya dilewati oleh unta dalam perjalanannya ke telaga dimana tempat ia minum dan begitu unta yang tidak berdosa itu lewat maka segera dipanah betisnya oleh Musadda’ yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.

     Dengan perasaan senang dan bangga maka pergilah para pembunuh unta itu ke kota untuk menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh, dan kedua pembunuh itu kemudian mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang- gemilang. dan mereka berkata kepada Nabi Saleh:” Wahai Saleh! Untamu telah mati dibunuh, coba datangkanlah tentang apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang selalu benar dalam kata-katanya.”

     Nabi Saleh menjawab:” Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya kepada kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya waktu azab yang Allah telah janjikan dan aku telah menyampaikannya kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tantanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan berubah. Kamu boleh bersuka-ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah balasan yang setimpal untukmu pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalangi.”

     Ada kemungkinan menurut ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya, Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sadar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.
Akan tetapi dalam kenyataannya jangka waktu tiga hari itu dan bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Saleh yang ditantangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.