Kembali
Nabi Saleh a.s. merupakan salah seorang nabi dan rasul dalam Islam dan telah diutus kepada kaum Thamud. Baginda telah diberikan mukjizat yaitu seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin Allah yakni untuk menunjukkan kebesaran Allah S.W.T kepada kaum Thamud. Malangnya kaum Thamud masih mengingkari ajaran Nabi Saleh a.s. malah mereka membunuh unta betina tersebut. Akhirnya kaum Thamud dibalas dengan azab yang amat dahsyat yaitu dengan satu tiupan dari Malaikat Jibril yang menyebabkan tubuh mereka hancur bercerai berai.
Nabi Saleh a.s. merupakan salah seorang nabi dan rasul dalam Islam dan telah diutus kepada kaum Thamud. Baginda telah diberikan mukjizat yaitu seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin Allah yakni untuk menunjukkan kebesaran Allah S.W.T kepada kaum Thamud. Malangnya kaum Thamud masih mengingkari ajaran Nabi Saleh a.s. malah mereka membunuh unta betina tersebut. Akhirnya kaum Thamud dibalas dengan azab yang amat dahsyat yaitu dengan satu tiupan dari Malaikat Jibril yang menyebabkan tubuh mereka hancur bercerai berai.
Tsamud adalah nama suatu suku
yang dimasukkan bagian dari bangsa Arab oleh ahli sejarah dan ada pula yang
menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu
dataran bernama ” Alhijir ”
terletak antara Hijaz dan Syam yang
dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa
dihantam angin taufan yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasan atas
pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.
Kemakmuran dan kemewahan hidup
serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah
diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil
berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak,
kebun-kebun bunga yang indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah
yang rata dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup
tenteram, sejahtera, dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alam dan
mengaku bahwa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan
mereka.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan.
Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah, kepadanya mereka
berkorban, tempat mereka meminta perlindungan dari segala bala dan musibah dan
mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak dapat melihat atau
memikirkan lebih jauh dari apa yang dapat mereka jangkau dengan pancaindera.